"Tapi...inilah petualangan, Aku melangkah ke
dalam ruang ketidak-tahuan. Ku sadari sepenuhnya, ada bahaya disekitarku.
Kuakui lebih merupakan bayangan ketimbang kenyataan, dan sebuah kecintaan atas
kelengangan liar di bukit-bukit sekitarku" ( Chris Benington )"
Mendaki Gunung ada benarnya
dikatakan menyerempet bahaya. Mencari jawaban dari sebuah ketidak-pastian dan
ketidak-tahuan.
Selamat Datang di Last.Com - Manupala
Grup ini merupakan
media publikasi kegiatan-kegiatan yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan oleh Sockle Community serta media komunikasi antar anggota. Grup ini
juga menyediakan beberapa artikel yang berhubungan dengan kegiatan di alam
bebas, baik itu artikel yang berhubungan dengan olah raga alam bebas,
konservasi sumber daya alam, maupun artikel yang berhubungan dengan alam bebas
yang lain.
Sockle Community adalah organisasi pecinta alam yang terletak di Magelang Jawa Tengah. Organisasi ini juga menjadi salah satu unit
kegiatan petualangan yang dilakukan oleh Pak Be beserta anggotanya. Sebagaimana halnya organisasi pecinta alam yang
lain, Sockle
Community berusaha untuk aktif dalam kegiatan
dan pelestarian alam bebas.
Profil
Sejarah Singkat
Pada awalnya Sockle Community adalah perkumpulan pemuda dusun Dukuhan
Bojong, Mungkid, Magelang yang memiliki
minat yang sama. Kemudian, pada tangal 10 Juli 1995 “Be” dan rekan-rekan membentuk organisasi yang lebih
formal. Pada awal pendiriannya, organisasi ini bernama Dumung Pala, yang
merupakan singkatan dari Dukuhan Mungkid Pecinta Alam. Dumung Pala terdiri dari
delapan anggota, yaitu; Be, Son, Zaid, Koh Di, Irfan, Lisin, Sri, dan Isti. Gunung
merupakan salah satu obyek utama dalam kegiatan Dumung pala. Oleh karena
itulah, Dumung pala mengadakan pendakian secara rutin. Dalam hal ini, hanya
perjalanan ke puncak gunung yang ketinggiannya diatas 2000 m di atas permukaan
laut saja yang dianggap sebagai pendakian. Kedelapan anggota itu telah malang
melintang diberbagai gunung di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Tepatnya ada 20
gunung yang sudah ditakhlukin selama kurun waktu 5 tahun. Ke-20 gunung
tersebut, yaitu Ungaran (2.050 m), Merbabu (3.142 m), Merapi (2.914 m), Slamet
(3.418 m), Ciremai (3.078m), Papandayan (2.665 m), Gede-Pangrango (3.019 m),
Ijen (2.800 m), Raung (3.332 m), Agung (3.142 m), Rinjani (3.726 m), Welirang
(3.166 m), Arjuna (3.339 m), Argopuro (3.088 m), Lawu (3.265 m), Bromo (2.392
m), Semeru (3.676 m), Sundoro (2.151 m), Sumbing (3.371 m), dan Tangkuban
Perahu (2.084 m). Semenjak tahun 2000 Grup Dumung Pala mengalami kevakuman
karena anggotanya pada punya kerjaan sendiri-sendiri. Akhirnya Be hanya
kadang-kadang melakukan pendakian bersama satu atau dua temannya hingga tahun
2002. Tahun 2002 itu benar-benar akhir dari grup Dumung Pala karena Be mulai
hidup berumah tangga.
Namun karena kecintaannya be terhadap alam ciptaan
Alloh swt, masa-masa itu takkan bisa hilang begitu saja. Maka pada tahun ke 6
setelah berumah tangga, tepatnya tanggal 12 Juli 2008 dibentuklah grup pecinta
alam yang baru. Seiring dengan adanya generasi yang baru, maka mulailah
kegiatan pendakian dengan diawali dengan tujuan gunung Merbabu. Dipuncak gunung
Merbabu itulah grup pecinta alam dibentuk dengan nama Last. Com – Manupala atau
sering disebut dengan Sockle Komunity. Grup ini beranggotakan ; Pak Be, surip,
paijo, dody, gembul, senthot, kipli, regen, temon, poden, irsad, mamad, ikhsan,
golok, rifqi, lukman, ema, fiand, setya stiker, dan arif.
Bisa dikatakan grup ini dibentuk untuk kegiatan
napak tilas grup sebelumnya yaitu Dumung Pala. Ekspedisi ini telah dirintis
sejak berdirinya grup ini pada tahun
2008 yang lalu dan akan terus berlanjut hingga seluruh gunung di
Jawa,bahkan Indonesia, untuk didaki. Hingga saat ini, Last. com telah mendaki
beberapa gunung, yaitu Ungaran 1 kali, Merbabu 4 kali dan Lawu 2 kali.
Akan tetapi untuk The Last. Com, kegiatan tidak
hanya semata mendaki gunung saja. Melainkan melakukan kegiatan yang lain
seperti perkemahan, konservasi sumber daya alam dan juga touring.
Melakukan
kegiatan perkemahan, sangat cocok untuk mengenalkan kehidupan alam bebas yang
sesungguhnya dan untuk membangun kolektivitas dalam jumlah besar. Dengan
kegiatan jenis ini, setiap anggota akan merasakan bermalam dan makan di alam bebas.
Dengan demikian setiap anggota dapat merasakan secara langsung kehidupan di
alam bebas. Dalam jenis kegiatan ini para anggota juga mengikuti evaluasi
bersama dan simulasi ekspedisi.
Dan juga untuk konservasi SDA sangatlah penting. Saat
ini kondisi alam bebas Indonesia bisa dikatakan menyedihkan. Indonesia menjadi
negara dengan laju penebangan hutan terbesar di dunia. Hutan gundul dan
penggurunan terjadi di banyak tempat. Akhir-akhir ini banjir dan tanah longsor
juga lebih sering terjadi dari waktu-waktu sebelumnya. Belum lagi flora dan
fauna yang terancam punah dan diperdagangkan.
Sehubungan dengan itu, The Last. Com sebagai salah
satu organisasi pecinta alam di Indonesia memiliki tanggung jawab moral untuk
ikut serta dalam upaya melestarikan alam bebas. Dengan kapasitasnya sebgai unit
kegitaan alam, Last. Com ikut aktif
dalam pelestarian alam, terutama untuk kawasan Pegunungan
Peran aktif tersebut diwujudkan dengan beberapa
kali pelaksanaan kegiatan, seperti:
-
pembagian pohon kepada warga sekitar
-
pembersihan sampah di pegunungan
-
Penghijauan
The Last. Com sadar bahwa apa yang dilakukan
tersebut masih jauh dari kata ideal. Oleh karena itu, The Last. Com akan terus
berusaha melakukan kegiatan-kegitan lain yang berhubugan dengan pelestarian
alam. Diharapkan kegiatan tersebut ikut menggugah kesadaran dan kepedulian
masyarakat sekitar akan arti pentingnya lingkungan hidup bagi kehidupan
sehari-hari. Lebih lanjut, diharapakan kesadaran tersebut akan mendorong
masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga lingkungan hidup, minimal
lingkungan sekitarnya masing-masing.
Mari kita hijaukan alam Indonesia.
Salam Lestari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar